
SUDAHKAH SESUAI HARAPAN, SETELAH 27 TAHUN?
2025-05-20 19:29:30*Sinergi Bost: Mendorong Kesempatan dan Inklusi dalam Dunia Kewirausahaan untuk disabilitas*
β *Reformasi 1998: Janji yang Masih Belum Tuntas*
Dua puluh tujuh tahun yang lalu, Indonesia mengguncang dunia dengan sebuah revolusi yang disebut Reformasi. Sebuah titik balik yang menjanjikan demokrasi lebih terbuka, pemerintahan yang lebih bersih, dan kesejahteraan yang lebih merata. Tapi kini, setelah hampir tiga dekade, pertanyaan besar masih menggantung: *Sudahkah Reformasi benar-benar memberi keadilan bagi rakyat?*
*Demokrasi yang Tergerus oleh Kepentingan*
Tidak ada lagi rezim otoriter yang mendikte segalanya, tetapi kini kita menghadapi tantangan baru: *demokrasi yang dikendalikan oleh oligarki*. Partai politik lebih banyak berfungsi sebagai *ladang investasi bagi segelintir elite*, bukan sebagai alat perjuangan rakyat. Suara rakyat masih sering *diabaikan oleh para pemangku kepentingan*, dan pemilu kerap menjadi ajang transaksi kekuasaan daripada seleksi pemimpin yang benar-benar layak.
Media yang dulu dianggap sebagai pilar kebebasan kini terancam oleh *dominasi kepentingan politik dan ekonomi*.
*UU ITE terus menjadi alat untuk membungkam kritik*, sementara kebebasan berpendapat masih belum sepenuhnya terlindungi.
Reformasi menjanjikan kebebasan, tetapi masih banyak yang harus berjuang agar suara mereka tidak tenggelam oleh tekanan politik.
*Korupsi: Penyakit yang Tak Kunjung Sembuh*
Tuntutan terbesar Reformasi adalah penghapusan *Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN)*. Namun, korupsi tetap tumbuh subur dalam sistem pemerintahan. Lembaga antikorupsi yang pernah menjadi harapan rakyat kini *melemah oleh berbagai intervensi politik*.
*Kasus korupsi terjadi di hampir setiap sektor*, dari anggaran proyek pembangunan hingga dana bantuan sosial yang seharusnya untuk rakyat miskin.
Korupsi bukan sekadar pelanggaran hukum, tetapi *pengkhianatan terhadap cita-cita Reformasi*.
Tanpa keseriusan dalam pemberantasan korupsi, reformasi hanya menjadi slogan tanpa substansi.
*Ketimpangan Sosial dan Ekonomi Masih Lebar*
Reformasi menjanjikan kesejahteraan, tetapi angka kemiskinan masih tinggi, harga kebutuhan pokok melonjak, dan akses pendidikan serta kesehatan belum merata.
*Pembangunan masih cenderung berpusat di kota besar*, sementara daerah terpencil seringkali dibiarkan tertinggal.
Kaum buruh masih berjuang dengan upah yang tidak layak, sementara perusahaan besar menikmati kebijakan yang seringkali lebih berpihak kepada mereka.
Pengangguran terus meningkat, dan *banyak masyarakat yang kehilangan harapan untuk hidup lebih baik*.
*Disabilitas: Janji yang Masih Hanya Tertulis*
Dibalik semua ini, ada kelompok yang masih berada dalam bayang-bayang ketidakadilan: *penyandang disabilitas*.
Undang-undang telah ada, tetapi *implementasinya masih jauh dari harapan*. Kesempatan kerja untuk mereka masih minim, akses usaha hampir tidak ada, dan program pemberdayaan sering kali hanya sekadar seremonial tanpa dampak nyata.
Pemerintah, baik pusat maupun daerah, harus mulai *mengubah cara pandang terhadap penyandang disabilitas*.
Mereka bukan beban negara, melainkan bagian dari masyarakat yang memiliki hak yang sama untuk hidup sejahtera.
*Dukungan terhadap usaha mandiri, akses terhadap modal, serta kebijakan inklusif harus menjadi prioritas*, bukan hanya sekadar wacana.
*Solusi Nyata: Bukan Sekadar Retorika*
π *Untuk Individu:*
β Gunakan hak suara dengan bijak.
Jangan biarkan demokrasi dimanipulasi oleh mereka yang hanya peduli pada kepentingan sendiri.
β Berani bersuara.
Reformasi tidak akan hidup jika rakyat hanya diam dan menerima keadaan.
π *Untuk Komunitas dan Kelompok:*
β Bangun kekuatan bersama.
Perubahan tidak bisa dilakukan sendirian, tetapi membutuhkan gerakan yang solid.
β Dorong kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil, bukan hanya elite yang menikmati kekuasaan.
π *Untuk Pemerintah Daerah dan Pusat:*
β Hadirkan kebijakan yang benar-benar berdampak. Program bantuan tidak cukup jika tidak disertai dengan solusi jangka panjang.
β Pemberdayaan ekonomi harus nyata dan berkelanjutan. Penyandang disabilitas dan kelompok marginal harus diberi kesempatan untuk berkembang, bukan hanya sekadar diberi bantuan sementara.
Reformasi bukan sekadar peristiwa sejarah yang dikenang, tetapi sebuah perjuangan yang harus tetap hidup.
*Jika rakyat tidak berani menuntut perubahan, maka Reformasi akan tetap hanya menjadi mimpi yang belum terwujud.*
Sudah 27 tahun berlaluβ *akankah kita terus membiarkan janji Reformasi tetap menjadi bayang-bayang?*
β β’β’β’β’β’β’
Sinergi Bost berkomitmen bersama HADIEDUKASI untuk terus menghadirkan informasi yang menginspirasi, membangun inklusi, dan mendorong peluang ekonomi bagi semua.